02 Februari 2020

Musik sebagai Perangkat Pembelajaran Anak Usia Dini

 Oleh Mohammad Agil Ichsan

 Bismillahirrohmanirrohim

Pengaruh Musik  terhadap Anak Usia Dini

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak usia 3-4 tahun, mulai belajar menyerap suara-suara alam sesuai kemampuan pendengaran mereka. Dengan kepekaan indrawinya anak-anak memperhatikan kicau burung, suara kucing, bunyi bel atau klakson mobil. Pengalaman tersebut membuat anak usia dini mulai mengenal pola suara. Kemudian mereka mencoba menirukan bunyi yang mereka dengar.

Sejak usia dini, anak-anak perlu memperoleh rangsangan musik dengan mendekatkan musik dalam kehidupan mereka. Beri mereka pengalaman mendengarkan keindahan suara musik yang sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak. Biasakan anak-anak merasakan keindahan alunan nada dan irama musik. Secara alami, musik mudah meresap ke dalam jiwa anak. Amak akan senang menikmati suara musik bila kepekaan indra pendengarannya terasah.

 

Menumbuhkan Apresiasi Musik di Kalangan Anak Usia Dini

Pengenalan terhadap musik perlu dimulai sejak usia dini. Tujuannya ialah untuk menanamkan rasa keindahan, memperhalus perasaan anak. Kelak mereka akan mencintai musik. Dari penelitian pakar pendidikan musik untuk anak, musik dapat membangkitkan kreativitas dan imajinasi anak.

Dengan lagu Lihat Kebunku, imajinasi anak terbawa untuk membayangkan keasrian sebuah taman dan mengagumi keanekaragaman warna bunganya. Tetapi pengembangan imajinasi membutuhkan proses. Mereka perlu dituntun melafalkan dan memahami liriknya sebelum mengajarkan lagunya. Dengan memahami lirik lagu, perbendaharaan kosa kata bertambah dan kecerdasan bahasa mereka meningkat. Kalau sudah begitu, barulah mereka dapat merasakan dan menghayati keindahan sebuah lagu. Pemahaman dan penghayatan anak pada lagu Berkibarlah Benderaku, dapat menyemaikan semangat cinta tanah air dalam jiwa mereka.

 

Musik/Nyanyian sebagai Perangkat Pembelajaran

Konsep memanfaatkan lagu sebagai perangkat pembelajaran sudah lama dikernal. Bagi anak usia dini urutan alfabet lebih cepat dikuasai dengan mengajarkannya lewat lagu ”Aku Tahu ABC”. Anak mudah mengingat berbagai informasi yang disampaikan melalui musik atau lagu. Apalagi bila lagunya telah akrab pada telinga mereka. Hingga usia dewasa pun pengalaman belajar semasa kanak-kanak yang dikemas dengan lagu tetap berkesan dalam ingatan.

Implementasi kecerdasan jamak (multiple intelegence), dapat memanfaatkan musik sebagai metode pembelajaran yang efektif. Misalnya, lagu: Kapal Api, atau Ambilkan Bulan, Bu; dapat digunakan untuk menanamkan kecerdasan natural. Dengan lagu Satu Ditambah Satu, anak usia dini lebih mudah memahami konsep bilangan (kecerdasan kognisi). Apalagi untuk melatih kecerdasan kinestetik/fisik. Cukup banyak lagu anak-anak yang dapat dipakai sebagai pengiring dalam kegiatan senam ritmik. Guru tinggal memilih lagu anak-anak yang sesuai dengan kecerdasan jamak dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan sendirinya, pendidik anak usia dini harus menguasai repertoir lagu anak-anak yang memadai.

Kecerdasan musik/ritmik berperan penting untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (joyful learning). Maka tidak heran jika tayangan acara pendidikan di beberapa stasiun TV dikemas dengan nyanyian untuk menarik minat pemirsa anak-anak (Program TV Sesame Street).

 

Musik dan Tari

Para pendidik anak usia dini tidak perlu memiliki kwalifikasi sebagai seorang musisi berpengalaman untuk mengajak anak-anak menyanyi. Anda boleh langsung membimbing mereka menyanyikan lagu yang sudah dikenal anak. Misalnya lagu Ke Ladang. Anak usia dini dapat merasakan dan menikmati lagu yang sedang mereka nyanyikan. Anda tinggal menyelaraskan nada suara Anda dengan mereka. Anda tidak usah cemas walau suara Anda tidak seindah suara penyanyi profesional. Juga bila Anda sendiri merasa tidak berbakat musik.

Saat menyanyi bersama anak-anak, ajaklah mereka bergerak sebagai penggugah emosi. Saat terdengar suara: ”cangkul, cangkul, cangkul yang dalam!” tirukan gerakan orang sedang mencangkul. Secara spontan mereka padukan musik dengan gerak/tari. Mereka ekspressikan lirik lagu lewat bahasa tubuh. Berbagai gerakan tubuh disertai mimik muka, sebagai ungkapan kegembiraan dapat mereka peragakan. Dorongan perasaan hati itulah yang mengilhami anak-anak menyanyi sambil menari. Perasaan hati yang tersentuh oleh suara musik dapat membangkitkan kreativitas anak.

Anda tidak perlu merasa gamang membimbing mereka menyanyi atau melakukan musical games (permainan musik). Sepanjang Anda entusias, anak-anak pun senang diajak ikut menyanyi bersama. Harga diri mereka tumbuh karena dilibatkan dalam kegiatan bermain musik atau menyanyi.

 

Bermain Musik Melatih Kemampuan Fisik & Motorik

 Bermain dan bergembira sudah menjadi kodrat anak-anak. Bahkan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan mereka sehari-hari. Secara intuitif, sejak usia dini anak-anak cepat menangggapi melodi dan irama musik yang mereka dengarkan. Karena suara musik dapat menyentuh perasaan anak usia dini.

Suara instrumen musik (baca: alat bunyi-bunyian untuk anak-anak!) menarik minat anak. Beri mereka kesempatan untuk bereksperimen memukul-mukul tambur, menggoyang tamborin, atau maracas untuk mengiringi irama (ritme) lagu yang mereka nyanyikan. Ini merupakan langkah awal bagi anak untuk mengenal dan menciptakan irama musik. Beri dorongan agar anak berani bermain musik menurut cara mereka sendiri. Tetapi, jangan bebani mereka dengan tuntutan dapat memainkan alat musik dengan benar atau menyanyi dengan nada yang tepat. Utamakan dulu menanam sikap suka musik (music aptitude) melalui kegiatan bermain musik dan menyanyi. Melalui kegiatan seperti ini kecerdasan fisik/motorik anak usia dini dapat dikembangkan.

Bila peralatan musik tidak tersedia gunakan saja panci, kaleng bekas tempat mertega, atau galon aqua kosong sebagai pengganti. Bagi lembaga pendidikan anak yang sudah mapan, sebaiknya menyediakan alat musik: pianica, drum, xylophone block atau keyboard untuk anak-anak.

Bermain musik dan menyanyi dalam paduan suara, menuntut kerjasama yang serasi. Sejak usia dini anak mulai dibiasakan untuk bekerjasama dalam suatu interaksi social. Aktivitas bersama dan bekerjasama ini memacu kecerdasan inter dan intra personal di antara mereka. Kecerdasan jamak yang saat ini menjadi ikon pendidikan anak usia dini perlu mengintensifkan pendidikan seni (musik dan menyanyi).

Untuk memperluas cakrawala, anak usia dini perlu mengenal musik etnik dari berbagai daerah. Mereka perlu tahu berbagi alat musik tradisional seperti: saluang, angklung, tifa, sasando dsb., agar mereka menyadari akan keragaman budaya Nusantara. Anak usia dini akan merasakan bahwa suara yang indah itu dapat bersumber dari berbagai jenis musik.***


Alhamdulillah.

Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala.