Oleh Mohammad Agil Ichsan
Bismillahirrohmanirrohim
Pengaruh Musik
terhadap Anak Usia Dini
Sebuah penelitian
mengungkapkan bahwa anak usia 3-4 tahun, mulai belajar menyerap suara-suara
alam sesuai kemampuan pendengaran mereka. Dengan kepekaan indrawinya anak-anak
memperhatikan kicau burung, suara kucing, bunyi bel atau klakson mobil.
Pengalaman tersebut membuat anak usia dini mulai mengenal pola suara. Kemudian
mereka mencoba menirukan bunyi yang mereka dengar.
Sejak usia dini, anak-anak
perlu memperoleh rangsangan musik dengan mendekatkan musik dalam kehidupan
mereka. Beri mereka pengalaman mendengarkan keindahan suara musik yang sesuai
dengan tingkat perkembangan jiwa anak. Biasakan anak-anak merasakan keindahan
alunan nada dan irama musik. Secara alami, musik mudah meresap ke dalam jiwa
anak. Amak akan senang menikmati suara musik bila kepekaan indra pendengarannya
terasah.
Menumbuhkan Apresiasi Musik di Kalangan Anak Usia Dini
Pengenalan terhadap musik
perlu dimulai sejak usia dini. Tujuannya ialah untuk menanamkan rasa keindahan,
memperhalus perasaan anak. Kelak mereka akan mencintai musik. Dari penelitian
pakar pendidikan musik untuk anak, musik dapat membangkitkan kreativitas dan
imajinasi anak.
Dengan lagu Lihat Kebunku,
imajinasi anak terbawa untuk membayangkan keasrian sebuah taman dan mengagumi
keanekaragaman warna bunganya. Tetapi pengembangan imajinasi membutuhkan
proses. Mereka perlu dituntun melafalkan dan memahami liriknya sebelum
mengajarkan lagunya. Dengan memahami lirik lagu, perbendaharaan kosa kata
bertambah dan kecerdasan bahasa mereka meningkat. Kalau sudah begitu, barulah
mereka dapat merasakan dan menghayati keindahan sebuah lagu. Pemahaman dan
penghayatan anak pada lagu Berkibarlah Benderaku, dapat menyemaikan
semangat cinta tanah air dalam jiwa mereka.
Musik/Nyanyian sebagai Perangkat Pembelajaran
Konsep memanfaatkan lagu
sebagai perangkat pembelajaran sudah lama dikernal. Bagi anak usia dini urutan
alfabet lebih cepat dikuasai dengan mengajarkannya lewat lagu ”Aku Tahu
ABC”. Anak mudah mengingat berbagai informasi yang disampaikan melalui
musik atau lagu. Apalagi bila lagunya telah akrab pada telinga mereka. Hingga
usia dewasa pun pengalaman belajar semasa kanak-kanak yang dikemas dengan lagu
tetap berkesan dalam ingatan.
Implementasi kecerdasan jamak
(multiple intelegence), dapat memanfaatkan musik sebagai metode
pembelajaran yang efektif. Misalnya, lagu: Kapal Api, atau Ambilkan
Bulan, Bu; dapat digunakan untuk menanamkan kecerdasan natural. Dengan lagu
Satu Ditambah Satu, anak usia dini lebih mudah memahami konsep bilangan
(kecerdasan kognisi). Apalagi untuk melatih kecerdasan kinestetik/fisik. Cukup
banyak lagu anak-anak yang dapat dipakai sebagai pengiring dalam kegiatan senam
ritmik. Guru tinggal memilih lagu anak-anak yang sesuai dengan kecerdasan jamak
dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan sendirinya, pendidik anak
usia dini harus menguasai repertoir lagu anak-anak yang memadai.
Kecerdasan musik/ritmik
berperan penting untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (joyful
learning). Maka tidak heran jika tayangan acara pendidikan di beberapa
stasiun TV dikemas dengan nyanyian untuk menarik minat pemirsa anak-anak
(Program TV Sesame Street).
Musik dan Tari
Para pendidik anak usia dini
tidak perlu memiliki kwalifikasi sebagai seorang musisi berpengalaman untuk
mengajak anak-anak menyanyi. Anda boleh langsung membimbing mereka menyanyikan
lagu yang sudah dikenal anak. Misalnya lagu Ke Ladang. Anak usia dini
dapat merasakan dan menikmati lagu yang sedang mereka nyanyikan. Anda tinggal
menyelaraskan nada suara Anda dengan mereka. Anda tidak usah cemas walau suara
Anda tidak seindah suara penyanyi profesional. Juga bila Anda sendiri merasa
tidak berbakat musik.
Saat menyanyi bersama
anak-anak, ajaklah mereka bergerak sebagai penggugah emosi. Saat terdengar
suara: ”cangkul, cangkul, cangkul yang dalam!” tirukan gerakan orang
sedang mencangkul. Secara spontan mereka padukan musik dengan gerak/tari.
Mereka ekspressikan lirik lagu lewat bahasa tubuh. Berbagai gerakan tubuh
disertai mimik muka, sebagai ungkapan kegembiraan dapat mereka peragakan.
Dorongan perasaan hati itulah yang mengilhami anak-anak menyanyi sambil menari.
Perasaan hati yang tersentuh oleh suara musik dapat membangkitkan kreativitas
anak.
Anda tidak perlu merasa
gamang membimbing mereka menyanyi atau melakukan musical games (permainan
musik). Sepanjang Anda entusias, anak-anak pun senang diajak ikut menyanyi
bersama. Harga diri mereka tumbuh karena dilibatkan dalam kegiatan bermain
musik atau menyanyi.
Bermain Musik Melatih Kemampuan Fisik & Motorik
Bermain dan bergembira sudah menjadi kodrat
anak-anak. Bahkan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Secara intuitif, sejak usia dini anak-anak cepat menangggapi
melodi dan irama musik yang mereka dengarkan. Karena suara musik dapat
menyentuh perasaan anak usia dini.
Suara instrumen musik (baca:
alat bunyi-bunyian untuk anak-anak!) menarik minat anak. Beri mereka kesempatan
untuk bereksperimen memukul-mukul tambur, menggoyang tamborin, atau maracas
untuk mengiringi irama (ritme) lagu yang mereka nyanyikan. Ini merupakan
langkah awal bagi anak untuk mengenal dan menciptakan irama musik. Beri
dorongan agar anak berani bermain musik menurut cara mereka sendiri. Tetapi,
jangan bebani mereka dengan tuntutan dapat memainkan alat musik dengan benar
atau menyanyi dengan nada yang tepat. Utamakan dulu menanam sikap suka musik (music
aptitude) melalui kegiatan bermain musik dan menyanyi. Melalui kegiatan
seperti ini kecerdasan fisik/motorik anak usia dini dapat dikembangkan.
Bila peralatan musik tidak
tersedia gunakan saja panci, kaleng bekas tempat mertega, atau galon aqua
kosong sebagai pengganti. Bagi lembaga pendidikan anak yang sudah mapan,
sebaiknya menyediakan alat musik: pianica, drum, xylophone block atau keyboard
untuk anak-anak.
Bermain musik dan menyanyi
dalam paduan suara, menuntut kerjasama yang serasi. Sejak usia dini anak mulai
dibiasakan untuk bekerjasama dalam suatu interaksi social. Aktivitas bersama
dan bekerjasama ini memacu kecerdasan inter dan intra personal di antara
mereka. Kecerdasan jamak yang saat ini menjadi ikon pendidikan anak usia dini
perlu mengintensifkan pendidikan seni (musik dan menyanyi).
Untuk memperluas cakrawala,
anak usia dini perlu mengenal musik etnik dari berbagai daerah. Mereka perlu
tahu berbagi alat musik tradisional seperti: saluang, angklung, tifa, sasando
dsb., agar mereka menyadari akan keragaman budaya Nusantara. Anak usia dini
akan merasakan bahwa suara yang indah itu dapat bersumber dari berbagai jenis
musik.***
Alhamdulillah.
Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala.